Rabu, 25 Maret 2015

Daun Tunggal dan Bagian-bagiannya

PRAKTIKUM I
Topik           : Daun tunggal dan bagian-bagiannya
Tujuan          : Mengenal bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal
Hari/tanggal : Sabtu, 21 Februari 2015
Tempat         : Laboratorium  Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.                   ALAT  DAN BAHAN
A.    Alat-alat
1.      Baki/nampan
2.      Alat tulis
B.     Bahan-bahan
1.      Daun Bambu ( Bambusa sp )
2.      Daun Tebu ( Saccharum officinarum L. )
3.      Daun Pisang ( Musa paradisiaca L. )
4.      Daun Jarak ( Ricinus communis L. )
5.      Daun Widelia ( Widelia sp )
6.      Daun Keladi ( Colocasia sp )
7.      Daun Mangga ( Mangifera indica L. )

II.                CARA KERJA
1.      Mengamati bagian-bagian daun : tangkai (petiolus), pelepah (vagina), helaian (lamma), lidah-lidah (ligula).
2.      Mengamati bangun daun : lanset, bulat telur, bulat telur terbalik, perisai, garis, pita, dsb.
3.      Mengamati ujung daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berbelah, berduri.
4.      Mengamati pangkal daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berlekuk.
5.      Mengamati tepi daun : rata, bergigi, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, berombak, berlekuk, bercangap, berbagi.
6.      Mengamati daging daun : tipis seperti selaput, tipis lunak seperti kertas, seperti perkamen, seperti kulit, berdaging.
7.      Mengamati pertulangan daun : menyirip, menjari, melengkung, sejajar.
8.      Mengamati permukaan atas dan bawah daun : gundul, licin (mengkilat, suram, berselaput lilin), kasap, berkerut, berbingkul-bingkul, berbulu (jarang, halus, dan rapat kasar).
9.      Mengamati warna daun pada permukaan atas dan bawah.
10.  Menggambar hasil pengamatan.

III.             TEORI DASAR
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang, bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar. Kaya akan suatu zat warna hijau daun yang dinamakan klorofil. Daun berfungsi sebagai alat untuk :
1.      Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi).
2.      Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi).
3.      Penguapan air (transpirasi).
4.      Pernafasan (respirasi).
A.    Bagian-bagian daun
    Daun lengkap terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1.      Upih daun atau pelepah daun (vagina).
2.      Tangkai daun (petiolus).
3.      Helaian daun (lamina).

B.     Bangun/bentuk daun (Circumcriptio)
    Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan empat golongan, yaitu daun dengan :
1.      Bagian yang terlebar kira-kira di tengah-tengah helaian daun.
Tumbuhan yang memiliki daun yang bagian terlebarnya terletak di tengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat atau bundar (orbicularis), bangun perisai (pelitatus), jorong (ovalis atau ellipticus), memanjang (oblongus), dan bangun lanset (lanceolatus).
2.      Bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah helaian daun.
Daun-daun yang mempunyai bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah helaian daunnya dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
a.       Pangkal daunnya tidak bertoreh. Dalam golongan ini didapati bentuk-bentuk daun seperti : bangun bulat telur (ovatus), bangun segitiga (triangularis), bangun delta (deltoideus), dan bangun belah ketupat (rhomboideus).
b.      Pangkal daun bertoreh atau berlekuk. Dalam golongan ini termasuk bentuk-bentuk daun seperti : bangun jantung (cordatus), bangun ginjal atau kerinjal (reniformis), bangun anak panah (sagittatus), bangun tombak (hastatus), dan bangun bertelinga (auriculatus).
3.      Bagian yang terlebar terletak di atas tengah-tengah helaian daun.
Daun dengan bagian yang terlebar terletak di tengah-tengah helaian daun kemungkinan bangunan daunnya adalah bangun bulat telur sungsang (abovatus), bangun jantung sungsang (obcordatus), bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus), dan bangun sudip atau bangun spatel atau solet (spathulatus).
4.      Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya.
Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjangnya daun. Pada umumnya bentuk daun yang dari pangkal ke ujung sama lebarnya adalah bangun garis (linearis), bangun pita (ligulatus), bangun pedang (ensiformis), bangun paku atau dabus (subulatus), dan bangun jarum (acerosus).
C.    Ujung daun (Apex felli) dan pangkal daun (Basis felli)
Ujung dan pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Ada tujuh bentuk ujung daun yang sering kita jumpai yaitu runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), rompang (truncatus), terbelah (retusus), dan berduri (mucronatus).
D.    Susunan tulang daun (nervatio atau venation)
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berfungsi untuk memberi kekuatan pada daun atau sebagai penguat dan jalan untuk pengangkutan zat-zat.
Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun dibedakan dalam tiga macam, yaitu : ibu tulang daun (costa), tulang-tulang cabang (nervus lateralis), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, dapat dibedakan beberapa macam susunan tulang daun dan berdasarkan susunan tulangnya dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu daun-daun yang bertulang menyirip ( pennanervis), daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), daun-daun yang bertulang melengkung (cervinervis),dan daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis).


E.     Tepi daun (margo folli)
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu : rata (intiger), dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dibedakan dalam tiga golongan, yaitu :
1.      Tepi daun yang bertoreh merdeka.
Tepi daun dengan toreh yang merdeka banyak pula ragamnya, namun yang sering kita jumpai adalah tepi daun yang dinamakan bergerigi (serratus), bergerigi ganda/rangkap (bisseratus), bergigi (dentatus), beringgit (crenatus), dan berombak (repandus).
2.      Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya.
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : berlekuk (lobatus), bercangap (fissus), dan berbagi (pertitus).
F.     Daging daun (intervenium)
Daging daun (intervenium) adalah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar tubuh diubah menjadi zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung dari tebal tipisnya daging daunnya. Oleh karena itu, daging daun dapat bersifat seperti selaput (membranceus), seperti kertas (papyraceus) atau (chartaceus), tipis lunak (herbaccus), seperti perkamen (perkamenteus), seperti kulit belulang (cortacius), dan berdaging (carnosus).

G.    Warna daun
Secara umum kita ketahui bahwa daun berwarna hijau, namun tidak jarang kita jumpai daun yang berwarna tidak hijau. Selain itu warna hijau pada daun dapat memperlihatkan banyak variasi atau nuansa , misalnya merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, atau hijau kekuningan.
H.    Permukaan daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda, biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin atau mengkilat jika dibandingkan dengan sisi bawah daun. Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik-sisik, rambut-rambut, duri, dll. Oleh karena itu orang membedakan permukaan daun ada yang licin (laevis), gundul (glaber), kasap (scaber), berkerut (rugosus), berbingkul-bingkul (bullatus), berbulu (pilosus), berbulu halus atau rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus), dan bersisik (lepidus).

IV.             HASIL PENGAMATAN
A.    Tabel pengamatan
No.
Nama tumbuhan
Ba-ngun daun
Ujung daun
Pang-kal daun
Tepi daun
Da-ging daun
Permukaan atas dan bawah daun
Warna daun
Atas
Ba-wah
1.
 Bambu (Bambusa sp)
Pita
 Run-cing
Mem-bulat
Rata
Perkamen
Ka-sap
Ka-sap
Hijau tua
2.
Tebu (Saccharum officinarum L.)
Pita
Run-cing
Rom-pang/ rata
Rata
Perkamen
Ka sap
Ka-sap
Hijau
3.
Pisang (Musa paradisiacal L.)
Jo-rong
Runcing
Run cing
Rata
Kertas
licin
licin
Hijau
tua
4.
Jarak (Ricinus communis L.)
Bulat
Merun-cing
Ber lekuk
Ber gerigi
Kertas
Ber
kerut
Ber kerut
Hijau bercampumerah
5.
Widelia sp
Bulat
Run-cing
Merun-cing
Berge-rigi
Perkamen
Kasap
Ber bulu kasar
Hijau  tua
6.
Colocasia sp
Peri-sai
Me
runcing
Ber
lekuk
Rata
Tipis seperti selaput
Licin
Licin
Hijau
7.
Mangifera indica L.
Memanjang
Run-cing
Tumpul
Rata
Kulit/ belu-lang
Kasap
Ber
kerut
Hijau tua



V.                ANALISIS DATA
1.      Daun Bambu (Bambusa sp)
             Klasifikasi dari pohon bambu (Bambusa  Sp.) adalah:
             Kingdom      : Plantae (Tumbuhan)
             Subkingdom  :  Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
             Super Divisi   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi             : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
             Kelas              : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
             Sub Kelas       :  Commelinidae
             Ordo               : Poales
             Famili             : Poaceae (suku rumput-rumputan)
             Genus              : Bambusa
             Spesies             : Bambusa  Sp.
Daun bambu (Bambusa sp) adalah daun tunggal yang memiliki daun yang lengkap karena terdiri dari pelepah/upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Tumbuhan ini memiliki bangun daun pita (ligulatus),dan ujung daun yang meruncing. Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:32), runcing dapat dilihat dari kedua tepi daun di kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuaannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90°). Pangkal daun yang membulat, tepi daun yang rata (integer), daging daun yang perkamen, permukaan bagian atas yang kasap dan pada bagian bawah yang juga kasap, serta warna daun yang hijau tua. Daun bambu termasuk daun-daun yang bertulang sejajar atau lurus karena ibu tulang daunnya yang besar membujur di tengah, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan membujur sejajar ibu tulang daun.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal L.) pohon pinang (Areca catechu L.) bambu (Bambusa sp.) dll.
2.      Daun Tebu (Saccharum officinarum L.)
Klasifikasi daun tebu:
               Kingdom     : Plantae (Tumbuhan)
               Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
               Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
               Divisi            : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
               Kelas            : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
               Sub Kelas     : Commelinidae
               Ordo             : Poales
               Famili           : 
Poaceae (suku rumput-rumputan)
               Genus           : 
Saccharum
               Spesies          : Saccharum officinarum L.
Daun tebu (Saccharum officinarum L.) mempunyai bangun pita (ligulatus) karena penampang melintangnya pipih dan daunnya yang lebih panjang dari bangun pita, bentuk daun yang runcing, pangkal daun yang romping/rata (truncatus), tepi daun yang rata, daging daun yang perkamen, permukaan atas daunnya kasap dan permukaan bawahnya juga kasap, serta berwarna hijau. Daun tunggal ini bukanlah daun yang lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamila) dan pelepah daun (vagina). Pertulangan daun yang dimiliki tebu adalah sejajar, seperti dijelaskan dalam buku Gembong Tjitrosoepomo berjudul Morfologi Tumbuhan (1985:40), daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis), biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun pita, yang mempunyai satu tulang di tengah yang besar dan membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulangnya tadi, oleh sebab itu disebut pula bertulang sejajar.

3.      Daun Pisang (Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi daun pisang:
Kingdom     : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi          : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas           : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
  Sub Kelas   : Commelinidae
  Ordo           : Zingiberales
  Famili         : 
Musaceae (suku pisang-pisangan)
  Genus          : 
Musa
  Spesies         : Musa paradisiaca L.
       Daun pisang (Musa paradisiaca L.) mempunyai bangun daun jorong, ujung daunnya runcing, pangkal daunnya runcing, tepi daun yang rata, daging daun yang seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), permukaan atas dan bawah daunnya licin, serta warna daun yang hijau tua. Tulang-tulang cabang pada daun pisang bersatu dengan tulang cabang yang lain. Daun pisang adalah daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamila), tangkai daun (petiolus), dan pelepah/upih (vagina).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi tumbuhan (1985:47), tebal atau tipisnya helaian daun, pada hakikatnya juga bergantung pada tebal tipisnya daging daun, Bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang salah satunya seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar, misalnya daun pisang (Musa paradisiacal L.).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal L.) pohon pinang (Areca catechu L.) bambu (Bambusa sp.) dll.

4.      Daun jarak (Ricinus communis L. )
Klasifikasi daun jarak:
              Kingdom     : Plantae (Tumbuhan)
              Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
              Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
               Divisi           : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                Kelas           : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                Sub Kelas    : Rosidae
                Ordo            : Euphorbiales
                Famili         : 
Euphorbiaceae
                Genus         : 
Ricinus
                Spesies        : Ricinus communis L
          Daun jarak (Ricinus communis L.) adalah daun tunggal yang tergolong daun tidak lengkap, karena pada bagian daunnya hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamila), tidak terdapat pelepah/upih daun (vagina). Daun ini mempunyai bangun bulat (orbcularis), ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang berlekuk, tepi daun yang bergerigi, daging daunnya seperti kertas, permukaan atas dan bawah berkerut, serta berwarna hijau bercampur merah. Tulang–tulang cabang yang dimiliki daun jarak adalah  bertulang menjari.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:40), daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Jumlah tulang ini lazimnya gasal, yang di tengah yang paling besar dan paling panjang, sedang ke samping semakin pendek. Daun dengan susunan tulang demikian pun umumnya hanya terdapat pada tumbuhan berbiji terbelah (Dicolyledoneae), misalnya pada papaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp.), dll.

5.      Daun widelia (Widelia sp)
Klasifikasi daun widelia:
Kingdom       : Plantae
Divisio           : Magnoliophyta
Classis            : Magnoliopsida
Ordo              : Asteridae
Familia           : Asteraceae
Genus                        : Widelia
Species           : Widelia sp
Daun widelia (Widelia sp) mempunyai bangun daun bulat, ujung daun yang runcing, pangkal daun yang meruncing, tepi daun yang bergerigi, daging daunnya perkamen, permukaan atas daun yang kasap dan bawah  yang berbulu kasar, serta warna daunnya hijau tua. Memiliiki susunan tulang daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini dikatakan tidak lengkap karena dia hanya memiliki bagian-bagian daun terkecuali upih daun atau pelepah daun (vagina), daun widelia memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamila).
6.      Daun keladi (Colacasia sp)
Klasifikasi daun keladi:
Kingdom       : Plantae
Divisio           : Magnoliophyta
Classis            : Liliopsida
Subclassis      : Arecidae
Ordo              : Arales
Familia           : Areceae
Genus                        : Colocasia
Species           : Colacaia sp
Karena daun keladi (Colacaia sp) memiliki ketiga bagian daun tanpa terkecuali (helaian daun, tangkai daun, dan upih/pelapah daun), sehingga daun ini disebut daun lengkap. Helaian daun keladi sendiri memiliki bangun daun perisai (peltatus), ujung daun yang runcing, pangkal daun yang berlekuk, tepi daunnya rata, daging daun yang tipis seperti selaput, permukaan atas dan bawah daunnya licin, serta warna daun yang hijau.
7.      Daun manga (Mangifera indica L.)
Klasifikasi daun mangga:
Kingdom       : Plantae
Subkingdom  : Tracheobionta
Super Divisi   : Spermatophyta
Divisi             : Magnoliphyta
Classis            : Magnoliopsida
Subkelas        : Rosidae
Ordo              : Sapindales
Famili             : Anacardiaceae
Genus                        : Mangifera
Species           : Mangifera indica L.
Daun mangga (Mangifera indica L.) mempunyai bangun daun memanjang, ujung daun yang runcing, pangkal daunnya tumpul, tepi daunnya rata, daging daun berupa kulit/belulang, permukaan atas daunnya kasap dan permukaan bawah daun yang berkerut, serta berwarna hijau tua. Daun ini bertulang menyirip. Daun mangga adalah daun yang tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah/upih daun (vagina).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), mengenai susunan tulang daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan salah satunya hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja: lazimnya lalu disebut daun bertangkai. Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak kita temukan. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian tadi, misalnya: nangka (Artocarpus integra Merr.) mangga (Mangifera indeca L.).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan, oleh sebab itu dinamankan bertulang menyirip. Daun dengan susunan yang demikian ini umum kita dapati pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Mangifera indica L.).
  
VI.             KESIMPULAN
1)      Daun tunggal adalah daun yang pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helai daun saja.
2)      Daun berfungsi sebagai alat untuk pengambilan zat makanan (resorbsi), pengolahan zat makanan (asimilasi), penguapan (transpirasi), dan pernapasan (respirasi).
3)      Daun lengkap tediri dari tiga bagian yaitu upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
4)      Daun bambu memiliki bangun daun pita, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat, tepi daun rata, daging daun perkamen, permukaan atas dan bawah daunnya kasap,dan berwarna hijau tua.
5)      Daun tebu memiliki bangun daun pita, ujung daun runcing, pangkal daun rata, daging daun perkamen, permukaan atas dan bawah daunnya kasap,dan berwarna hijau
6)      Daun pisang memiliki bangun jorong, ujung daun runcing, pangkal daun runcing, tepi daun rata, daging daun seperti kertas, permukaan atas dan bawah daunnya licin, dan berwara hijau tua.
7)      Daun jarak memiliki bangun bulat, ujug daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tepi daun bergerigi, daging daunnya seperti kertas,permukaan atas dan bawah daunnya berkerut, dan berwarna hijau bercanpur merah.
8)      Daun widelia memiliki bangun yang bulat, ujung daun runcing, pangkal daun meruncing, tepi daun bergerigi, daging daun perkamen, permukaan atas daunnya kasap, permukaan daun bawahnya berbulu kasar, dan berwarna hijau tua.
9)      Daun keladi memiliki bangun perisai, ujung daun runcing, pangkal daunnya berlekuk, tepi daunnya rata, daging daun tipis  seperti selaput, permukaan atas dan bawah daunnya licin, dan berwarna hijau.
10)  Daun mangga memiliki bangun daun yang memanjang, ujung daun runcing, pangkal daun tumpul, tepi daunnya rata, daging daun seperti kulit, permukaan atas daun kasap, dan bawahnya berkerut, serta berwarna hijau tua.


VII.          DAFTAR PUSTAKA

Amintarti,Sri,dan Arsyad,M. 2015. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.
http://www.plantamor.com/index.php?plant=1100, diakses tanggal 28 Februari 2015
 Anonim a. 2015. Tersedia. Http: //www.maulidious.blogspot.com, diakses tanggal 26 Februari 2015
Anonim b. 2015. Tersedia. http://burhan-syah.blogspot.com(online), diakses  28 Februari 2015
Anonim.c.2015. Tersedia.http://maulidious.blogspot.com/2014/04/daun-tunggal-dan-bagian-bagiannya.html , diakses tanggal 28 Februari 2015 Anonim d. 2015, diakses 28 Februari 2015
Anonim.e.2015 .Tersedia. http://maulidious.blogspot.com/2014/04/daun-tunggal-dan-bagian-bagiannya.html ,diakses tanggal 26 Februari 2015
Anonim f. 2015. Tersedia. http://bidalmelayu.wordpress.com (online), diakses 28 Februari 2015.
Anonim.g.2015. Tersedia. http://maulidious.blogspot.com/2014/04/daun-tunggal-dan-bagian-bagiannya.html, diakses tanggal 26 Februari 2015




Tidak ada komentar:

Posting Komentar